Apakah Tuhan Suatu Hipotesis Ilmiah?



Sekalipun interpretasi teistik mengenai evolusi sangat kukuh, sebagian biolog tetap menyerang kepercayaan kepada Tuhan sebagai sesuatu yang mubazir dalam memahami dunia alamiah, dan bahkan melihatnya sebagai sejenis prasangka irasional.

Kalangan Teis yang terdidik memahami Tuhan sebagai Wujud Mahasempurna yang swaada (self-existent), sumber dari segala wujud yang diciptakan demi kebaikan mereka. Ini bukanlah hipotesis ilmiah. Ini bukan juga teori yang diciptakan guna menjelaskan kejadian-kejadian tertentu di dunia. Kalau begitu, untuk apa, lalu, gagasan tentang Tuhan?

Tuhan lebih merupakan objek utama ibadah dan doa. Tuhan dipahami oleh mereka yang percaya sebagai kehadiran dan kekuasaan di dalam dan melalui hal-hal yang terbatas, didekati dalam doa sebagai Wujud Yang Mahabijak, Mahaindah, dan Rahim, dan dipuja sebagai Wujud Mahasempurna yang gambar dan pantulan kesempurnaan-Nya dapat ditemukan pada kesempurnaan ciptaan-Nya yang terbatas.

Kaum beriman tidak menyimpulkan Tuhan sebaga “kausa prima” yang kosong atau mengonstruksi Tuhan sebagai teori spekulatif. Mereka berusaha memahami dan mengasih realitas yang Mahasempurna itu. Kehidupan iman seseorang adalah kehidupan yang dilandaskan pada kepercayaan terhadap kesaksian mereka yang dikaguminya, komitmen dalam ibadah, dan transformasi diri, serta kesetiaan pada pengalaman paling dalam mengenai realitas dan nilai transense yang dialaminya.

Mengimani Tuhan, karena itu, merupakan suatu komitmen pada jalan hidup yang mampu mengubah diri seseorang dalam dunia ini, sebagai jawaban atas pengalaman kekuasaan dan nilai transensen, baik yang dialaminya sendiri maupun yang dialami orang lain yang diterimanya dengan rasa percaya. Ini mencakup komitmen pribadi yang paling dalam, dan mengatur seluruh aspek kehidupan seseorang dalam menuju visi dan persatuan dengan Tuhan yang diharapkannya.


Tidak mengherankan, karenanya, bagi seorang yang beriman, Tuhan bukanlah hipotesis yang tentatif sifatnya, yang terus menerus harus dicoba kebenarannya lewat bukti-bukti sangkalan kepadanya. Itu sama saja dengan mengatakan bahwa kehidupan pernikahan yang baik dapat dicapai lewat pencarian terus-menerus bukti perselingkuhan.

Referensi:
Ward, Keith. 1996. God, Chance And Necessity. London: Oneworld Publications.
Apakah Tuhan Suatu Hipotesis Ilmiah? Apakah Tuhan Suatu Hipotesis Ilmiah? Reviewed by DaveM on Juli 12, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar