Manusia Tidak Mampu Memahami Tuhan?






Keterbatasan manusia yang sangat penting adalah bahwa intelek bekerja secara diskursif. Maksudnya, intelek tidak dapat menangkap hal-hal dalam satu pengalaman yang melingkupi segalanya. Intelek harus mempertimbangkan satu demi satu, membuat kaitan dengan menarik kesimpulan dan ekstrapolasi, serta bergerak secara teratur dari satu unsur ke unsur lainnya. Suatu intelek yang komprehensif, seperti milik Tuhan, mampu memahami segala hal dalam satu tindakan intuitif, nondikursif.  Tuhan tidak perlu menarik kesimpulan atau membuat ekstrapolasi, karena Dia mengetahui segalanya dalam partikularitas penuhnya melalui pemahaman langsung. Pengetahuan seperti itu tidak mungkin bagi manusia. Jadi, inilah aspek lain ketika pikiran manusia tidak akan pernah mampu memahami segalanya secara utuh, dalam kepenuhannya, seperti yang sesungguhnya.

Lautan di Dalam sebuah Lobang

Pada suatu hari, Agustinus, Bapak Gereja yang terkenal dan juga seorang filsuf yang besar, sedang berjalan-jalan disebuah pantai. Tiba-tiba ia melihat seorang anak kecil yang sedang menggali sebuah lobang di pasir pantai itu. Ia menghampiri anak itu dan bertanya apa yang sedang diperbuatnya. Anak itu menjawab: “Tuan,tidakkah engkau lihat aku sedang menggali sebuah lobang?” Agustinus kemudian melanjutkan pertanyaanya: “Apa maksudmu dengan menggali lobang seperti itu?” Anak itu dengan polosnya berkata :” Tuan, aku hendak mengosongkan laut itu, aku hendak memasukkan laut ke dalam lobang ini.”

Agustinus melanjutkan perjalanannya seraya berpikir : anak kecil itu berpikir ia bisa mengosongkan laut dan memindahkannya ke dalam lobang kecil di pantai. Acap kali manusia juga berpikir dan berbuat seperti itu. Kita mencoba untuk memasukkan Allah yang tidak terbatas ke dalam otak kita yang besarnya hanya sekepalan tangan.

Keterbatasan Pemahaman Manusia
Tuhan adalah kebenaran objektif. kemampuan otak manusia hanya mampu menerima sebagian kecil utk memahami kebenaran. Bahkan Bredley mengatakan tidak ada kebenaran yg sepenuhnya benar, tetapi kebenaran terbaik yg bisa dicapai tidak bisa ditangkap secara intelektual. Lalu bagaimana kita mampu memahami kebenaran itu? percaya kepada Tuhan adalah jawabannya. Santo Anselmus mengatakan tanpa percaya kita tidak mungkin memahami. Tuhan katanya bukan hanya adil, tetapi juga keadilan.

Manusia Tidak Mampu Memahami Tuhan? Manusia Tidak Mampu Memahami Tuhan? Reviewed by DaveM on Agustus 03, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar